Jumat, 12 Juni 2015



Surabaya - Seorang penjual kosmetik ilegal diringkus. Kosmetik itu diedarkan pelaku secara online. Pelaku diringkus saat mengirim barang pesanan ke pelanggannya.

Pelaku adalah Rizky Junaedi (27), warga Dukuh Kupang. Rizky mengaku baru saja menjalankan bisnis ini, baru dua minggu.

"Pelaku menjual kosmetik yang tidak dilengkapi izin edar dan belum terdaftar di BPOM," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Selasa (9/6/2015).

Ilegalnya produk kecantikan tersebut, kata Aldy, bisa dilihat dari kemasan yang sama sekali tidak menggunakan bahasa Indonesia untuk petunjuk pemakaian. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Tiongkok dan Korea.

"Karena produk ini memang dari Tiongkok dan Korea," lanjut Aldy.

Aldy menambahkan, pelaku mendapatkan kosmetik tersebut juga dari membeli di berbagai situs jual beli online. Setelah mendapatkan barang yang diinginkan, barang itu kemudian dipromosikan juga melalui situs jual beli online.

"Pelaku menawarkan kebanyakan untuk areal Surabaya saja, dan juga areal Jatim. Produk itu juga diantar sendiri oleh pelaku ke alamat pemesan," kata lulusan Akpol tahun 2006 itu.

Dalam sehari, pelaku bisa menjual 1-5 produk. Barang yang paling laku adalah sabun pemutih. Selain sabun, produk kosmetik dan kecantikan yang didagangkan pelaku antara lain adalah bedak, body lotion, lipstick, sampo, pengencang payudara, masker mulut dan lain sebagainya.

"Karena belum terdaftar di BPOM, tidak ada garansi bagi pembelinya untuk efek pemakaian. Bisa saja penggunanya mengalami iritasi atau gatal-gatal setelah menggunakan produk ilegal ini," tandas Aldy.



Dua orang yang ditahan di penjara New York, AS yang memiliki sistem penjagaan ketat sukses kabur. Diduga kuat aksi mereka melarikan diri dibantu orang dalam.

"Mereka membutuhkan bantuan dari seseorang. Saya tidak percaya mereka bisa memperoleh peralatan yang mereka butuhkan tanpa bantuan seseorang," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo seperti dikutip dari BBC, Selasa (9/5/2015).
"Sangat penting bahwa kita menemukan orang-orang itu. Mereka berbahaya, dan kami ingin memastikan mereka tidak menimbulkan korban dan lebih berbahaya di New York," tambah dia seperti dikutip dari Telegraph.
Akibat pelarian mereka, kini ratusan karyawan dan kontraktor konstruksi tengah diselidiki, untuk menentukan apakah mereka menyediakan alat-alat listrik yang digunakan untuk para narapidana (napi) melarikan diri.



Richard Matt dan David Sweat kabur menggunakan alat-alat listrik, untuk keluar dari Clinton Correctional Facility, penjara di Dannemora pada Jumat 5 Mei malam waktu setempat. Keduanya memotong baja belakang dinding sel, lalu memanjat dinding untuk mencapai serangkaian pipa dan terowongan yang membawa mereka keluar bangunan sel.
Seperti dalam adegan pada film klasik 'Shawshank Redemption', Sweat dan Matt sukses melarikan diri melalui lubang-lubang di dinding sel mereka.

Peristiwa ini adalah pelarian pertama dari penjara yang dijuluki "Little Siberia", dalam 150 tahun terakhir.

Gubernur Cuomo mengatakan adanya renovasi penjara, membuat para pekerja keluar-masuk penjara. Kemungkinan alat yang digunakan disediakan oleh salah satu dari mereka.

Negara bagian New York menawarkan US$ 100.000 atau sekitar Rp 1,3 miliar sebagai hadiah untuk informasi keberadaan kedua napi itu.

Matt dihukum 25 tahun karena membunuh pria pada tahun 1997. Sementara Sweat menjalani sanksi seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, atas kasus pembunuhan wakil sherif Broome County, Kevin Tarsia.

Sejauh ini lebih dari 250 petugas sedang mencari para tahanan itu, menggunakan anjing pelacak dan pengawasan udara. "Mereka diperkirakan telah menyeberangi perbatasan ke Kanada atau menuju ke negara bagian lain," kata Cuomo.

"Tidak ada yang perlu ditakuti di Kanada. Kami baik-dilindungi," kata walikota Lacolle, Roland-Luc Beliveau di Quebec kepada CTV





Seorang mahasiswa, MA (27), diciduk di sebuah rumah kost eksklusif di Jalan Sungai Saddang 4‎, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 7 Juni 2015 malam, pukul 22.00 Wita karena diduga tengah pesta narkoba. MA ditangkap bersama teman wanitanya, AP (22).
Penangkapan ini menjadi perhatian karena MA merupakan anak kandung Wakil Rektor 3 Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar.
Kapolsek Panakukang Makassar Kompol Woro Susilo kepada Liputan6.com mengatakan, kejadian berawal dari keterangan orangtua pelaku bahwa MA diduga sering mengonsumsi narkoba. Gara-garanya setiap malam MA selalu meminta uang ke orangtuanya dalam jumlah besar antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.
Orangtua MA mengaku tidak mengetahui uang tersebut digunakan untuk apa. Karena itu dia meminta polisi membuntuti MA hingga ke rumah kost eksklusif sumber emas. Tempat itu diduga sebagai tempat pesta narkoba MA dan teman-temannya.
"Nah atas informasi tersebut kemudian Unit Resmob Polsek Panakkukang yang dipimpin Ipda Rizkika melakukan pembuntutan dan berhasil menemukan pelaku di dalam rumah Kost tersebut," ujar Woro di Makassar, Senin (8/6/2015).
"Pelaku bersama seorang perempuan dan setelah dilakukan penggeladahan di dalam kamar yang ditempati kedua pelaku tersebut ditemukan barang bukti," lanjut Woro.
Barang bukti yang ditemukan berupa 1 sachet kosong bekas sabu, 1 buah bong sebagai alat isap sabu, 2 buah pireks kaca, 2 buah pipet dan 1 buah korek gas.
Usai penangkapan dan pemeriksaan, polisi akan mengirim MA dan Ap ke Badan Narkotika Nasional Sulsel sesuai Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 54-55.


Seorang mahasiswa, MA (27), diciduk di sebuah rumah kost eksklusif di Jalan Sungai Saddang 4‎, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 7 Juni 2015 malam, pukul 22.00 Wita karena diduga tengah pesta narkoba. MA ditangkap bersama teman wanitanya, AP (22).
Penangkapan ini menjadi perhatian karena MA merupakan anak kandung Wakil Rektor 3 Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar.
Kapolsek Panakukang Makassar Kompol Woro Susilo kepada Liputan6.com mengatakan, kejadian berawal dari keterangan orangtua pelaku bahwa MA diduga sering mengonsumsi narkoba. Gara-garanya setiap malam MA selalu meminta uang ke orangtuanya dalam jumlah besar antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.
Orangtua MA mengaku tidak mengetahui uang tersebut digunakan untuk apa. Karena itu dia meminta polisi membuntuti MA hingga ke rumah kost eksklusif sumber emas. Tempat itu diduga sebagai tempat pesta narkoba MA dan teman-temannya.
"Nah atas informasi tersebut kemudian Unit Resmob Polsek Panakkukang yang dipimpin Ipda Rizkika melakukan pembuntutan dan berhasil menemukan pelaku di dalam rumah Kost tersebut," ujar Woro di Makassar, Senin (8/6/2015).
"Pelaku bersama seorang perempuan dan setelah dilakukan penggeladahan di dalam kamar yang ditempati kedua pelaku tersebut ditemukan barang bukti," lanjut Woro.
Barang bukti yang ditemukan berupa 1 sachet kosong bekas sabu, 1 buah bong sebagai alat isap sabu, 2 buah pireks kaca, 2 buah pipet dan 1 buah korek gas.
Usai penangkapan dan pemeriksaan, polisi akan mengirim MA dan Ap ke Badan Narkotika Nasional Sulsel sesuai Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Pasal 54-55.





Globalnews, Washington DC - Gara-gara situsnya diretas, Angkatan Darat Amerika Serikat menutup laman resminya untuk sementara waktu.

"Angkatan darat menempuh langkah-langkah pencegahan dengan menutup laman untuk sementara, guna memastikan tidak ada data yang bisa diterobos," tegas Kepala Humas Angkatan Darat AS Brigadir Jenderal Malcolm Frost memastikan penutupan laman army.mil seperti dikutip dari BBC, Selasa (9/6/2016).

The Syrian Electronic Army atau Pasukan Elektronik Suriah yang membekingi Presiden Bashar al-Assad mengklaim mendalangi serangan cyber tersebut.

Pekan lalu, AS mengatakan hacker China menyerang komputer pemerintah federal dan menerobos data-data 4 juta pegawai negeri.

Namun China membantah keterlibatan apapun, dan menyebut tuduhan itu tak bertanggung jawab.

Koresponden BBC di Washington DC melaporkan langkah penutupan situs army.mil ialah sesuatu yang mencoreng muka militer AS.

Insiden itu terjadi 5 bulan setelah Komando Pusat AS mengaku harus menutup akun YouTube dan Twitter mereka, setelah mengalami serangan vandalisme dari peretas prokelompok ISIS.

Serangan peretas terhadap laman angkatan darat diketahui setelah muncul sejumlah pesan pada layar situs. Salah satunya berbunyi: "Your commanders admit they are training the people they have sent you to die fighting" yang berarti "Komandan-komandan Anda mengakui mereka melatih orang-orang yang akan Anda lawan sampai mati"



Globalnews, Jakarta - Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/4 Surakarta telah menetapkan 7 anggota Kopassus sebagai tersangka penganiayaan empat prajurit TNI AU‎, di tempat karaoke Bima, Solo. Panglima TNI Jenderal Moledoko meminta agar pelaku pengeroyokan itu mendapat hukuman tegas.

Dia tidak memberi ampun kepada anggota Kopassus yang terbukti melakukan penganiayaan hingga menyebabkan seorang ‎prajurit TNI AU meninggal dunia. Pria yang akan pensiun 1 Agustus 2015 itu juga menegaskan bentrokan tersebut hanyalah ulah segelintir oknum. Peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan institusi TNI.

"Itu persoalan oknum pokoknya intinya tindak tegas nggak ada cerita," tegas Moeldoko di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Mantan Pangdam Siliwangi tersebut memastikan proses hukum terhadap para anggota Kopassus yang terlibat dengan peristiwa pengeroyokan itu akan terus berjalan. "Hukum jalan terus," tandas Moeldoko.

Sebelumnya, 4 prajurit TNI AU dikeroyok sekelompok orang pada Minggu 31 Mei 2015 di Kafe Bimo, Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Mereka di antaranya Serma Zulkifli dan Pelda Teguh Prasetyo. Saat itu, mereka baru saja berpisah dari rombongan prajurit lain setelah menghadiri acara reuni.

Mereka diduga terlibat perkelahian dengan anggota Kopassus setelah bersenggolan di kafe itu. Zulkifli sempat mendapat perawatan medis setelah dikeroyok, namun kemudian meninggal dunia. Sementara, Teguh kritis di rumah sakit.

Denpom mengungkapkan barang bukti yang diamankan dari lokasi kejadian perkara, baru rekaman CCTV. Sedangkan untuk barang bukti lainnya belum ditemukan.
"Dari barang bukti CCTV sudah banyak yang berbicara dalam kasus itu. Kita akan pelajari rekaman itu dengan melibatkan kepolisian, Pom TNI AU, Denpom. Dari rekaman itu diharapkan nantinya bisa dipilih mana anggota TNI AU dan Kopassus," tutur Komandan Polisi Militer Kodam IV Diponegoro, Kolonel CPM Arief Wibowo Djadi



Australia Plus ABC - detikNews
Sydney - Seorang remaja putri berlatar-belakang Asia menjadi korban serangan berbau rasis di dalam kereta api di Sydney, Senin (8/6/2015) siang waktu setempat. Korban berusia 15 tahun ini ditarik rambutnya, ditampar berkali-kali, dan dikata-katai.

Pelakunya adalah seorang wanita berkulit putih usia 30-an akhir, yang kini dicari oleh polisi. Pelaku berdua dengan temannya seorang pria berlatar-belakang Timur Tengah.

Korban saat itu sedang dalam perjalanan bersama dua temannya, saat pasangan pelaku tersebut naik di Stasiun Parramatta, yang memang dikenal agak rawan di Sydney.


Serangan rasis kembali terjadi di dalam kereta api di Sydney.

Menurut Inspektur Sean Gabin dari kepolisian setempat, pelaku memaki dan mengucapkan kata-kata rasis kepada korban tanpa diketahui apa penyebabnya.

Menurut Inspektur Gabin, serangan yang dilakukan pelaku sama sekali bukan dipicu oleh tindakan provokasi dari korban.

"Begitu mendekati daerah Lidcombe, pasangan pelaku itu berdiri dari tempat duduknya dan yang wanita langsung menarik rambut korban kemudian memukuli wajahnya berkali-kali," jelas Inspektur Gabin.

"Pelaku juga mencoba menjatuhkan korban dan terus menyerangnya,' katanya.

Menurut Inspektur Gabin, untungnya remaja itu tidak mengalami cedera serius dan dia telah memberikan keterangan kepada polisi.

"Saat kejadian di gerbong itu juga ada sejumlah penumpang berlatar-belakang Asia dan kami harap ada yang bersedia memberi keterangan kepada polisi," kata Gabin lagi.

"Selain itu, polisi juga telah meminta rekaman CCTV di dalam kereta api itu serta CCTV di stasiun Lidcombe dan Parramatta," katanya.

Pelaku juga, menurut polisi, menendang jendela kereta saat turun di Stasiun Lidcombe.

"Pelakunya seorang perempuan Kaukasian dengan ciri-ciri gigi depan hitam dan bolong. Dia mengenakan baju biru dan celana hitam saat kejadian," jelas Inspektur Gabin.

Teman prianya tidak terlibat dalam serangan, namun juga turut dicari polisi. "Dia berlatar-belakang Timur Tengah atau Mediterania dengan ciri-ciri tatto di wajahnya," kata Inspektur Gabin.

Peristiwa ini bukan merupakan serangan berbau rasis yang pertama terjadi di dalam kereta api.

Sebelumnya, seorang warga Sydney membela perempuan Muslim yang dilecehkan dalam kereta api.
Pelakunya seorang wanita yang menghina korban dengan kata-kata rasis.


Dalam kejadian terpisah seorang wanita
juga mengumpat dan melecehkan korbannya dengan kata-kata rasis.




Australia Plus ABC - Globalnews
Atherton - Batu meteor yang dicuri maling dari museum di kota kecil Atherton, Queensland, Australia, bisa bernilai 50 ribu dolar (sekitar Rp 500 juta) di pasar gelap, apalagi jika batu itu dipecah menjadi bagian-bagian kecil.


Dua pria masuk ke museum bernama Crystal Caves itu Senin (8/6/2015) dinihari, dan menggasak sebuah meteor seukuran bola.

Batu luar angkasa itu memiliki berat 11 kg dan ditaksir bernilai 16 ribu dolar.

Namun menurut Dave Reneke dari Majalah Australiasian Science, nilai batu itu bisa lebih mahal jika pencuri memecahnya menjadi bagian-bagian kecil, termasuk untuk dijadikan cincin perhiasan.

"Saya tahu, meskipun tidak punya bukti, bahwa ada pasar gelap untuk barang seperti ini," jelas Reneke.

Reneke menjelaskan, nilai batu meteor bukan hanya dilihat dari kandungan mineralnya, namun lebih pada usianya.

"Bongkahan batu meteor itu biasanya berusia 4,5 hingga 5 juta tahun," jelasnya.

"Batu-batu meteor itu asalnya dari luar angkasa antara Planet Mars dan Jupiter," tambah Reneke.

Batu meteor itu baru saja diterima pihak museum dua pekan lalu dari sumbangan seorang warga yang menemukannya 30 tahun lalu di daerah Wolfe Creek di Australia Barat.

Daerah Wolfe Creek pernah dijatuhi meteor sekitar 300 ribu tahun silam.